HKTI Memasuki Usia 50 Tahun, Masih Banyak Kendala Mencapai Ketahanan Pangan

0
360
masih banyak kendala mencapai ketahanan pangan

Akan tetapi, untuk mendapatkan kredit tersebut bagi petani pada beberapa daerah agak sulit, selain harus ada agunan dan juga prosedurnya agak susah, sehingga petani susah mendapatkan modal, dan akibatnya ketergantungan petani kepada tengkulak ini sulit dihindari, bahkan pada musim-musim tertentu, tengkulak ini lah yang menjadi penyelamat petani.

Doddy menegaskan bahwa masalah-masalah di atas yang mengakibatkan ketahanan pangan di Republik ini susah untuk dicapai dengan baik. Namun demikian, sesungguhnya Pemerintah sudah mempunyai kegiatan Reforma Agraria sebagai salah satu jawaban untuk menyelesaikan persoalan ini.

“Dan ini tentu saja juga sudah dilakukan pada beberapa daerah walaupun belum maksimal. Jadi misalkan yang terdekat, di Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, kemudian juga di Sumatera Selatan, ini telah terjadi redistribusi atau pemberian tanah kepada petani oleh Pemerintah dari tanah terlantar yang sudah ditetapkan menjadi tanah Negara, itu namanya aset reform,” ujarnya.

Kemudian pada beberapa daerah juga sudah dibangun pemberdayaannya akses reform, yaitu diberikan kemudahan untuk mendapatkan sarana produksi pertanian juga termasuk kemudahan untuk mendapatkan modal. Akan tetapi, kegiatan reforma agraria ini belum bisa marak di seluruh Indonesia.

“Akan tetapi, HKTI tentunya membantu Pemerintah untuk terus mengupayakan agar kegitan Reforma Agraria ini agar bisa berhasil dengan baik, sehingga keadilan tercapai, kesejahteraan juga tercapai, permasalahan-permasalahan konflik pertanahan pun dapat diselesaikan,” ujarnya

Untuk mendapatkan informasi terkait dengan masalah ketahanan pangan, tentu saja HKTI sekarang sudah berkoordinasi dengan pengurus di Provinsi, dengan pengurus di Kabupaten, untuk selalu menyampaikan persoalan-persoalan yang ada di daerahnya. Kita lakukan dalam bentuk webinar, atau melalui zoom, sehingga informasi-informasi persoalan yang ada di daerah bisa diserap oleh DPP HKTI dan kemudian tentunya akan ditindaklanjuti dan sudah ditindaklajuti kepada Kementerian yang terkait.

Salah satu pesoalan yang telah disampaikan kepada Departemen Pertanian khususnya, terkait dengan permasalahan tanaman hortikultura, yang saat panennya bersamaan, sehingga over produksi, karena tanaman itu sudah sekali busuk, sekali rusak, sehingga tidak sedikit tanaman yang tidak dipanen, atau kalaupun dipanen dijual dengan harga yang murah.

Untuk itu, disarankan kepadan instansi yang terkait, seogyanya ke depan pola penanaman khusus tanaman hortikultura di beberapa daerah, seperti di Sumatera Utara, di Jawa Barat, di Jawa Tengah, di Jawa Timur, di Sumatera Selatan, di Sulawesi, dimana-mana yang memang mengahsilkan tanaman hortilkultura, seyogyanya diatur pola tanamannya, waktu tanamannya, sehingga produksi tidak melimpah, tidak over produksi,” ujarnya.

Doddy juga menjelaskan bahwa saat ini jumlah tenaga kerja yang bergerak di bidang pertanian relatif semakin berkurang. Mungkin ada anggapan bahwa kegiatan di bidang pertanian ini tidak menarik, akan tetapi, kalau kita lihat sekarang banyak sekali para milenial, atau generasi milenial yang sudah bisa memamatkan kegiatan usaha tani, jadi mereka sudah menggunakan IT. Sehingga dengan IT tersebut melalui zoom meeting bisa berkoordinasi dengan petani-petani yang menyebar di seluruh daerah baik di satu Provinsi, maupun di luar Provinsi.

“Kemudian melalui zoom tersebut, serta datang ke lokasi, dikumpulkan hasil-hasil pertanian kemudian di packaging atau di pack yang baik, kemudian setelah itu dibersihkan dengan baik. Ini dijual ke mall atau ke pasar-pasar induk sehingga ini akan sangat menguntungkan,” ujarnya.

Terkait dengan masalah ini, agar tenaga kerja di bidang pertanian juga tidak berkurang, maka ada tugas lain untuk DPP HKTI, DPD dan BC juga pemuda tani dan perempuan tani, untuk terus menurus melakukan dialog, mengadakan penyuluhan dengan para mahasiswa, dengan para milenial, agar bergerak dan tertarik di bidang usaha pertanian.

“Sehingga ke depan, tenaga kerja di bidag pertanian tidak berkurang dan kita pastikan bahwa usaha di bidang pertanian selain mulia juga menguntungkan,” pungkasnya.

1 2

Leave a reply

20 + 15 =